Indonesia sebagai negara agraris memiliki kekayaan atas sumber daya alam yang melimpah salah satunya adalah lahan pertanian. Sektor pertanian berkontribusi dalam perekonomian nasional dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang sangat besar terutama bagi sebagian besar penduduk desa. Besarnya potensi diharapkan dapat dikelola dengan baik sehingga tujuan ekonomi Indonesia untuk peningkatan kesejahteraan rakyat terutama petani dapat tercapai. Tujuan tersebut sejalan dengan tujuan ekonomi Islam yakni mewujudkan pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan mencapai kesejahteraan umat (falah). Indonesia juga merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sehingga ekonomi di Indonesia harus sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi dalam islam dan salah satu bentuk implementasinya adalah wakaf.
Wakaf adalah instrumen dalam Islam yang bersifat sosial. Menurut istilah, wakaf berarti menahan hasilnya, kemudian hasilnya diberikan kepada orang lain, menahan barang kemudian hasilnya disebarkan (Sabiq, 1932:44). Kesejahteraan umat dapat tercapai apabila tanah wakaf dikelola secara maksimal dan produktif. Wakaf di Indonesia umumnya berupa tanah di mana salah satu model pengelolaan supaya tanah menjadi lebih produktif adalah dengan mengelolanya sebagai lahan pertanian. Islam sendiri menganjurkan untuk bercocok tanam. Selain mendapat pahala, hasil pertanian bermanfaat bagi petani, binatang, maupun negara. Maka dari itu, BPRS Botani Bina Syariah selaku bank syariah juga ikut berkontribusi untuk menggerakan ekonomi rakyat melalui wakaf produktif yang diharapkan dapat mewujudkan kesejahteraan dengan cara islami.
Dua pekan lalu, tepatnya pada Kamis (21/03/2024), BPRS Botani dan mitra kolaborasi ziswaf untuk panen perdana ketahanan pangan bertajuk “Wakaf Produktif Benih Padi Unggul”. Acara yang digelar di Galeri AgroEduWisata IP2TP MUARA, Ciapus, Bogor tersebut dihadiri oleh Dr. Alla Asmara, S.Pt., M.Si selaku Wakil Kepala Badan Bidang Pengelola Investasi dan Wakaf BP Biswaf IPB University, Abdillah Jetha Putra S.Pi, CIRBD selaku Direktur utama BPRS Botani, Ir. Dadang Syamsul Munir selaku Direktur Botani Seed, IR. Tri Susetyo selaku manager Botani Seed, dan Dr. drh. Rahmat Hidayat, S.KH, M.Si, M.H selaku Asisten Pengelolaan Wakaf.
Padi yang dipanen adalah jenis padi Varietas dari bibit unggul yang berasal dari PT Botani Seed Indonesia. Pagi yang memiliki nilai jual tinggi ini memiliki kelebihan tersendiri yaitu padi yang dihasilkan merupakan strategi untuk mendapatkan breaktrough dalam lonjakan produkstivitas melalui pengembangan Padi Tipe Baru (PTB). Padi yang dihasilkan cenderung tahan tarhadap penyakit tungro, blas dan hawar daun sehingga akan mengurangi input dan biaya produksi dengan hasil yang tinggi. Nasi yang dihasilkan memiliki tekstur yang pulen dan disukai sebagian besar masyarakat Indonesia. Varietas padi IPB 3S dan 4S tahan kerebahan dengan kerontokan yang sedang sehingga dapat meminimalisir kerugian dan kehilangan hasil. Kedua jenis varietas cocok dan tumbuh baik pada lahan irigasi dan tadah hujan 0-600 mdpl. Padi Varietas IPB 3S mempunyai potensi produksi 11.23 ton/ha GKG dan varietas IPB 4S mempunyai potensi produksi 10.56 ton/ha.
Acara panen padi itu sendiri diadakan untuk menjadi ajang untuk menunjukkan transparansi laporan atas pengelolaan wakaf oleh BPRS Botani serta Wakaf BP Biswaf IPB University. Wakil Kepala Badan Bidang Pengelola Investasi dan Wakaf BP Biswaf IPB University Dr. Alla Asmara, S.Pt., M.Si mengucapkan rasa terima kasih kepada para donatur dan mitra kolaborasi Wakaf Produktif BP-Biswaf IPB University.
Selain itu, Abdillah Jetha Putra S.Pi, CIRBD. selaku Direktur BPRS Botani mengatakan bahwa “Wakaf produktif seluas 3 hektar (ha) persembahan dari wakif yang memberikan amanah kepada BPRS Botani untuk mengelola lahan wakaf tersebut,” ungkap Jetha melalui keterangan persnya, Kamis (21/03/2024). Ia menjelaskan, panen perdana benih padi unggul ini bisa berlangsung berkat kebaikan para donatur dan mitra kolaborasi. “Kita semua berupaya untuk menjadi manfaat dalam kehidupan. Sebab sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat,” tuturnya. Dukungan dan kerja sama antara BPRS Botani dengan wakif dan mitra kolaborasi kebaikan bisa terus berjalan ke depannya. “Semoga kita sama-sama bisa menciptakan petani-petani yang berkualitas dan sejahtera” harapnya.
Dalam pelaksanaan wakaf BPRS Botani Bina Syariah telah menjalankan misinya yaitu mendorong terbentuknya jaringan sinergis dalam pengembangan bisnis khususnya yang berbasis pertanian. Pemberdayaan wakaf ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibidang pertanian serta dapat dimanfaatkan secara optimal.
Sumber referensi:
https://innovation.ipb.ac.id/detail/469-Padi-Sawah-IPB-3S-dan-IPB-4S
Sabiq, S. (1932). Fiqh al-sunnah. Madinah: Maktabah Hudimat al-Hadis.