Fenomena Dom Spending di Kalangan Gen Z: Tantangan Mengelola Keuangan di Era Digital

Generasi Z, atau lebih dikenal sebagai Gen Z, adalah generasi yang lahir dan tumbuh bersama perkembangan teknologi digital. Mereka terbiasa dengan segala kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi, termasuk dalam hal transaksi keuangan. Namun, di balik kemudahan ini, muncul fenomena yang dikenal dengan dom spending. Fenomena ini menggambarkan kecenderungan generasi muda mengeluarkan uang untuk hal-hal kecil secara terus-menerus, yang pada akhirnya membuat pengeluaran membengkak tanpa disadari.

Apa Itu Dom Spending? Dom spending adalah istilah yang merujuk pada pengeluaran impulsif untuk pembelian kecil yang terlihat sepele. Misalnya, membeli kopi kekinian setiap pagi, langganan aplikasi streaming yang jarang digunakan, atau belanja barang-barang kecil secara online hanya karena diskon. Meski nilainya tidak besar, frekuensi pembelian yang tinggi membuat pengeluaran menjadi signifikan ketika dikalkulasikan dalam jangka panjang.

Menurut berbagai survei keuangan, Gen Z merupakan kelompok usia yang paling rentan terhadap perilaku dom spending. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  1. Pengaruh Media Sosial: Gen Z banyak terpapar tren dari media sosial, yang memicu dorongan untuk mengikuti gaya hidup konsumtif.
  2. FOMO (Fear of Missing Out): Ketakutan akan ketinggalan tren atau barang baru sering membuat mereka melakukan pembelian tanpa pikir panjang.
  3. Kemudahan Transaksi Digital: Kehadiran dompet digital, fitur one-click purchase, dan diskon instan membuat belanja semakin mudah tanpa terasa.

Dampak Dom Spending Bagi Gen Z Kebiasaan dom spending bisa berdampak negatif pada kesehatan keuangan Gen Z. Tanpa disadari, kebiasaan ini bisa menipiskan tabungan, mempersulit pengelolaan keuangan, dan memicu stres finansial. Beberapa di antara mereka bahkan terjebak utang untuk menutupi gaya hidup ini, yang pada akhirnya menghambat pencapaian tujuan keuangan jangka panjang, seperti menabung untuk pendidikan, membeli rumah, atau memulai usaha.

Pandangan Islam Terhadap Perilaku Dom Spending Dalam perspektif Islam, fenomena dom spending perlu dicermati dengan baik, karena bisa bertentangan dengan prinsip-prinsip pengelolaan harta yang diajarkan oleh agama. Islam mengajarkan konsep wasathiyah (sikap moderat) dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pengeluaran keuangan. Artinya, seorang Muslim dianjurkan untuk tidak boros (tabdzir) dan tidak pula kikir (bukhl). Firman Allah dalam Al-Qur’an:

“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya.”
(QS. Al-Isra: 27)

Ayat ini menegaskan bahwa pemborosan adalah perilaku yang tidak disukai oleh Allah, karena menunjukkan sikap yang tidak menghargai nikmat yang diberikan. Selain itu, Islam juga mengajarkan pentingnya perencanaan keuangan dan pengelolaan harta yang baik agar bisa bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat. Rasulullah SAW bersabda:

“Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hal ini bermakna bahwa seorang Muslim sebaiknya berada dalam posisi yang mampu memberi, bukan malah selalu meminta atau kekurangan karena kebiasaan boros. Dalam konteks dom spending, perilaku ini bisa mengurangi potensi keberkahan harta karena cenderung dihabiskan untuk hal-hal yang tidak memiliki nilai manfaat yang jelas.

Solusi Islami untuk Mengatasi Dom Spending Islam memberikan pedoman yang jelas dalam mengelola harta, yang bisa diterapkan untuk mengatasi fenomena dom spending di kalangan Gen Z:

  1. Menerapkan Sikap Qana’ah (Cukup dan Bersyukur)
    Sikap qana’ah berarti merasa cukup dengan apa yang dimiliki dan bersyukur atas rezeki yang diberikan. Dengan mengaplikasikan sikap ini, Gen Z bisa lebih bijak dalam membelanjakan uang dan fokus pada kebutuhan yang lebih mendesak.
  2. Membuat Anggaran dan Prioritas Keuangan
    Islam menganjurkan perencanaan keuangan yang baik. Membuat anggaran bulanan sesuai prinsip syariah akan membantu mengurangi pembelian impulsif. Prioritaskan alokasi keuangan untuk hal-hal yang mendatangkan manfaat, seperti sedekah, tabungan, dan investasi halal.
  3. Mengingat Konsep Keberkahan
    Mengeluarkan uang untuk hal yang baik dan bermanfaat akan mendatangkan keberkahan. Sebaliknya, pemborosan dalam bentuk dom spending yang hanya didorong oleh gaya hidup akan membuat harta tidak berkah dan habis sia-sia.
  4. Mengevaluasi Pengeluaran Secara Berkala
    Islam mengajarkan pentingnya muhasabah atau evaluasi diri. Gen Z bisa menerapkan ini dengan mengevaluasi pengeluaran bulanan dan menandai pembelian yang tidak perlu, sehingga dapat belajar untuk lebih disiplin dalam mengelola keuangan di bulan berikutnya.

Kesimpulan Fenomena dom spending di kalangan Gen Z adalah cerminan dari tantangan keuangan yang mereka hadapi di era digital. Kebiasaan ini, jika dibiarkan, dapat menimbulkan konsekuensi negatif pada stabilitas keuangan mereka di masa depan. Pandangan Islam menekankan pentingnya mengelola harta secara bijak, tidak boros, dan memperhatikan keberkahan dalam setiap pengeluaran. Oleh karena itu, penerapan prinsip-prinsip Islami dalam keuangan bisa menjadi solusi untuk mengatasi fenomena dom spending ini, sehingga Gen Z bisa lebih stabil secara finansial dan menjadi generasi yang berdaya.