7 Dosa Finansial dalam berkeluarga yang Bikin Jatuh Miskin

Kehidupan berkeluarga tentunya tidak luput dari berbagai kesalahan finansial, dan dari permasalahan tersebut tentunya kita bisa belajar untuk lebih pintar di masa depan. Namun jangan salah, ada tujuh dosa finansial yang sebaiknya Anda hindari sebisa mungkin karena berpotensi menimbulkan masalah besar di kemudian hari.

Tentu saja, isu besar yang dipermasalahkan adalah potensi jeratan hutang yang dapat menyebabkan kegagalan finansial yang fatal dan melahirkan generasi baru. Oleh karena itu penting bagi Anda untuk mempelajari kesalahan Utama yang dapat menggagalkan rencana keuangan atau memahami hal ini sejak dini agar tidak terjerumus ke dalam kesalahan-kesalahan tersebut di kemudian hari.

Berikut merupakan tujuh dosa finansial yang bisa dilakukan dengan pasangan :

1) Hutang di luar sepengetahuan pasangan

Perlunya komunikasi dalam mengatur keuangan atau perjanjian untuk mengatur keuangan, maka segala kebutuhan ataupun bentuk hutang yang timbul oleh pasangan akan ditanggung bersama. Selain itu, utang juga dapat dialihkan kepada ahli waris yang masih hidup, dalam hal ini suami atau anak.

Berhutang tanpa sepengetahuan pasangan jelas bisa menjadi masalah besar, apalagi jika utang tersebut menunggak dan tak kunjung dilunasi.

2) Diam-diam bertanggung jawab atas kehidupan orang tua atau saudara-saudaranya

Orang yang menikah memiliki pengeluaran yang lebih besar dibandingkan orang yang lajang. Jika salah satu pihak memang mempunyai kewajiban untuk menanggung orang tua atau saudara kandungnya, maka hal ini harus dibicarakan terlebih dahulu dengan pasangan.

Wajar jika pasangan Anda keberatan dengan hal itu apabila kehidupan keluarga masih dibawah rata-rata. Pasalnya setelah menikah, setiap keluarga pasti mempunyai banyak tujuan finansial yang harus dibangun bersama. Maka dari itu perlunya dikomunikasikan dengan pasangan sebelum atau setelah menikah.

لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِّنْ سَعَتِهٖۗ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهٗ فَلْيُنْفِقْ مِمَّآ اٰتٰىهُ اللّٰهُ ۗ لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا مَآ اٰتٰىهَاۗ سَيَجْعَلُ اللّٰهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُّسْرًا

“Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani kepada seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan”. (QS. At-Talaq: 7).

3) Memberi pinjam uang ke saudara, saudara, teman, dll.

Kita sering mendengar cerita saudara dan teman yang meminjam uang dan tidak mengembalikannya. Dan mereka yang meminjamkan uang tidak mau menagihnya kembali karena merasa tidak enak kepada orang yang dipinjamkan uang tersebut.

Perlu diperhatikan bahwa piutang yang tidak tertagih juga berbahaya dari sudut pandang keuangan, terutama bila piutangnya cukup besar. Secara tidak langsung, ini sama dengan kehilangan banyak uang. Maka dari itu Anda perlu tegas untuk berkomitmen dengan pasangan bahwa Anda dan pasangan tidak akan meminjamkan uang kepada siapapun.

4) Tidak bisa menolak keinginan anggota keluarga dalam kondisi apapun

Anggota keluarga hendaknya mempunyai pengetahuan financial yang baik, sebab mereka yang tidak melek finansial tidak akan mampu mendukung upaya Anda di masa depan untuk mencapai kebebasan finansial.

Jika anggota rumah tangga Anda termasuk yang konsumtif, maka Anda harus bisa tegas untuk mengatur seluruh pengeluaran rumah tangga dan harus paham apa yang tidak termasuk dalam kebutuhan.

5) Mindset Asuransi Menjadi Harapan Tinggi membentuk dana untuk pendidikan anak

Tujuan dari asuransi yang Anda harapkan adalah untuk melindungi keuangan Anda dan memberikan kepastian finansial sehingga ketika terjadi musibah dan Anda harus kehilangan kemampuan mencari nafkah, anak Anda akan tetap  bersekolah di lembaga Pendidikan.

Mindset ini perlu Anda perbaiki sebab tabungan pendidikan tentu saja berbeda dengan asuransi. Sebagai orang tua atau kepala rumah tangga, Anda tetap harus rutin membentuk anggaran untuk masa depan anak Anda.

6) Belum punya asuransi kesehatan dan tidak mau membayar iuran BPJS?

Biaya rawat inap memang tidak murah, dan penyakit bisa datang kapan saja. Tanpa BPJS Kesehatan dan asuransi, Anda harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan pengobatan tersebut.

Apa jadinya kalau tabungan Anda habis karena berobat? Anda mungkin terpaksa berhutang atau menjual aset untuk membayar biaya pengobatan.

7) Meminjam biaya sekolah anak untuk Trading

Biaya sekolah anak akan menjadi pengeluaran wajib yang dikeluarkan setelah Anda menikah dan mempunyai anak. 

Trading, baik dalam bentuk saham, mata uang asing, mata uang kripto, atau lainnya, merupakan aktivitas padat modal dan berisiko tinggi. Ketika Anda melakukan ini dengan tabungan pendidikan anak Anda dan Anda kehilangan uang, itu hanya menambah beban keuangan Anda di masa depan.

Alangkah baiknya apabila memiliki tabungan untuk masa depan disimpan dalam bentuk Deposito. Investasi jangka Panjang menggunakan deposito adalah pilihan yang tepat. BPRS Botani memberikan layanan pembukaan deposito dengan bagi hasil yang kompetitif dan menarik, breakable, serta dapat diperpanjang otomatis (ARO). Masa depan ada di tangan Anda. Maka dari itu yuk mulai pahami keuangan dari sekarang dan diskusikan keuangan dengan pasangan secara rutin.